Sebuah berita berjudulkan "Muka Mahfud “Diludahi” Pedemo" membuat saya berpikir jauh. Lalu saya berbicara dalam hati. Inilah bukti sebuah rakyat yang tidak menghormati pemimpinnya.
Hal ini berawal ketika saya membaca artikel tersebut. Saya tidak habis pikir, ko sampai bisanya warga meludahi foto Mahfud MD. Artikel itu saya dapatkan dari www.opiniindonesia.com. Masalah yang memicu ini semua adalah sikap Mahfud yang melalui MK memutuskan sebuah perkara untuk mengulang pemilihan dibeberapa daerah di Madura.
Kalau saya amati, hal ini merupakan bukti sebuah institusi yang ingin mengungkapkan sebuah kebenaran. Jika data data yang falid telah membuktikan bahwa keputusan tersebut harus diambil, maka sangat tidak salah jika hal ini diambil. Karena inilah bukti untuk sebuah keadilan di RI ini.
Jika kita mempermasalahkan ada pihak yang dirugikan atau memperbanyak waktu, atau menghabiskan waktu, mulai saat ini kita harus memperbaiki kinerja dan kejujuran kita semua dalam pemilihan umum. Hal seperti ini memang perlu adanya sebagai wahana untuk pembelajaran agar tingkat kesadaran dan kejujuran rakyat Indonesia menjadi tinggi. Masak kejujuran kita dalam pemilihan umum cuma dihargai dengan uang yang nominalnya Rp 10.000,00. Dengan hal inilah seharusnya kita semua elemen mau introspeksi diri.
Dan sikap pelemparan dan peludahan warga, masyarakat, mahasiswa yang mendemo seharusnya tidak terjadi. Semua pihak harus mengedepankan kesabaran dan tidak cuma fisik saja. Inilah yang penting diperhatikan. Sehingga peristiwa seperti itu tidak terjadi lagi. Di bawah ini akan saya tampilkan berita yang saya maksud:
"Jakarta –Siang tadi sekitar pukul 11.00 wib, Selasa (23/12) 300 orang dari massa Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Madura (GEMPA Madura), melakukan aksi unjuk rasa didepan gedung Mahkamah Konstitusi (MK). kedatangan massa tersebut sempat membuat aparat Kepolisian sibuk melakukan pengamanan, dikarenakan di dalam gedung MK sedang berlangsung berbgai sidang. Kedatangan mereka buntut kekecewaan terhadap putusan MK, yang memerintahkan pemilihan ulang dibeberapa wilayah Madura. “ Inti aksi ini, guna mengingatkan agar kedepan MK tidak memutuskan suatu putusan diluar kewenangannya. Jelas putusan MK itu sangat merugikan rakyat Madura dan Jawa Timur. Terlebih lagi, Mahfud MD yang mengaku orang Madura, mengambil putusan yang merugikan tanah leluhurnya, ini jelas akan memicu konflik di bawah”, Ujar kordinator aksi Khotib Marzuki. Khotib menjelaskan, bahwa aksi hari ini adalah awal dari perwakilan 4 Kabupaten di Madura. Yang berencana akan terus melakukan konsolidasi menggalang kekuatan bagi kekecewaan yang menimpa warga Madura. Warna senada disampaikan, Mahfud Arifin “Apa yang diputuskan MK itu telah melenceng. Sebab bila keputusan-keputusan MK kerap seperti ini, bagaimana bila hal ini terjadi di bergai daerah? Pasti akan terjadi Chaos. Jika masih seperti itu, kami meinta agar MK dibubarkan, karena hanya memberikan putusan-putusan yang memicu konflik bagi masyarakat” sergah Mahfuh yang menolak dibelakag namanya diberi embel-embel MD. Sekitar 20 menit massa melakukan berfunjuk rasa, sambil meneriaki kekesalan kepada sang Ketua MK. kemudian, seorang pimpinan aksi memampang sebuah Poster besar bergambar Mahfud MD. tak lama, puluhan massa melempari gambar Mahfud dengan Sepatu dan bahkan meludahi wajah Mahfud diposter tersebut, sebagai tanda kekesalan. Pukul 11.40 wib massa membubarkan diri. (Mario)"
Dapatkan Panduan Bisnis Online www.formulabisnis.com/?id=adidzikrulloha
0 comments:
Posting Komentar