Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Minggu, 28 Desember 2008

Bunuh Diri, Tapi Tewasnya Di Rumah Sakit


Sangat tragis sekali. Sebagai putera asli Jombang saya sedih sekali setelah mengetahahui banyak berita buruk dari tanah kelahiran saya. Dulu belum usai peristiwa Rian yang menjadi berita utama selama satu bulan di berbagai media masa, sekarang kasus seorang kakek yang nekat gantung diri.

Entah, sampai kapan predikat JOMBANG KOTA SANTRI bisa bertahan. Hal ini memang sangat miris sekali dengan predikat yang disandang. Jombang, dengan predikat, yang dibuktikan dengan banyaknya Pondok Pesantren besar yang ada. Dan juga puluhan ribu santri dari berbagai daerah di Indonesia belajar di Jombang. Tapi hal ini sangat bertolak belakang dengan yang ada dalam media saat ini.

Kasus Sutoyo, 56, warga Dusun Pulodadi, Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh sangat mencengangkan. Warga ini nekat gantung diri karena masalah ekonomi. Masalah ekonomi yang kalut dan ditambah dengan permasalahan sakit yang tidak kunjung sembuh membuat warga satu ini mengambil jalan pintas. Entah antara sadar atau tidak sadar, modus ini merupakan upaya untuk menyelesaikan masalah bagi korban alias pelaku.

Jika dilihat dari berbagai sisi, baik sisi agama, moral lingkungan atau adat istiadat, ilmu dan lain lain, gantung diri yang tidak lain adalah upaya untuk menyelesaikan hidup adalah tindakan yang sangat keji. Dalam agamapun tindakan seperti ini jelas jelas sangat dilarang. Hal ini merupakan bukti bahwa seseorang tidak percaya akan kuasa Allah.

Dalam segi sosial, tindakan seperti ini merupakan bukti lemahnya kontrol masyarakat terhadap pelaku. Inilah yang seharusnya diperhatikan. Istilah migunani marang liyan harus benar benar diterapkan. Jika lingkungan sekitar mempunyai kepedulian dan kepekaan yang tinggi, hal ini pasti tidak akan terjadi. Kepekaan tersebut sangat diperlukan oleh pelaku. Mengapa diperlukan?

Dengan kepekaan itulah lingkungan sekitar akan tergerak untuk membantu menyelesaikan masalah pelaku yang ada. Sikap yang seperti inilah yang saat ini mulai kabur disetiap individu.

Padahal jika berterus terang, sikap cuek atau yang lain bukanlah perangai bangsa Indonesia. Apalagi orang jawa, melalui kisah majapahit, seharusnya kita bisa hidup bersama. Dan jika kita meminjam istilah dari Khalifah Umar ibn Abd Aziz, khalifah Islam, "sudah tidak ada lagi warga yang berhak menerima zakat. Karena warga telah jauh dari istilah miskin."

Hal seperti inilah yang harus diikuti. Yang selanjutnya adalah menjadi sebuah refleksi atau renungan bagi para pejabat atau elitis. Peristiwa seperti ini tidak seharusnya terjadi jika masih ada sebuah kepedulian yang mendalam pada diri pejabat dan elitis.

Kembali pada cerita pelaku. Akhirnya setelah pelaku gagal melakukan tindakan ganting diri tersebut, pelaku dirawat di Rumah Sakit karena keadaannya yang lemah. Tapi setelah satu hari pelaku meninggal dunia.

Semoga dari apa yang telah saya sari dari sebuah media masa yaitu Radar Mojokerto ini bisa meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap masyarakat disekitar tempat kita tinggal.

Dapatkan Panduan Bisnis Online www.formulabisnis.com/?id=adidzikrulloha



Bookmark and Share



0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

wibiya widget

 

Mengenai Saya

PetaMasaDepan
I am [Adi Dzikrullah Bahri] a student of Faculty of Forestry [Major Silviculture, Forest Fire Minor] Bogor Agricultural University. Daily activities but study is as President PetaMasaDepan Development Manager. Hubungi saya di facebook: petamasadepan [at] yahoo [dot] com.
Lihat profil lengkapku

Networkedblogs

My Album